Presiden Direktur AirAsia Indonesia Sunu Widyatmoko menjelaskan ada beberapa tantangan yang menghadang industri penerbangan di Indonesia untuk terus berkembang. Pertama, bahan bakar pesawat udara di negara lain 15 persen lebih murah dibandingkan dengan bahan bakar pesawat udara di Indonesia.
Kedua, ada sejumlah pajak yang dikenakan kepada industri penerbangan Tanah Air. Padahal, di negara tetangga tidak ada pajak tersebut sehingga hal semacam ini membuat industri penerbangan di Indonesia sulit untuk bersaing dengan industri penerbangan di negara lain.
"Memang kalau keseluruhan asosiasi dan Kementerian Keuangan mengerti masalah seperti ini. Tapi masalahnya hal ini tidak bisa hanya Kementerian Keuangan karena juga berkaitan dengan perindustrian dan perdagangan," kata Sunu, ketika berkunjung ke Media Group, di Kedoya, Jakarta, Kamis (21/1/2016).
Sunu menilai, kondisi semacam itu yang membuat industri penerbangan di Indonesia sulit bersaing dikancah dunia internasional. Tidak ditampik bila telah ada sejumlah diskusi yang dilakukan bersama dengan pemerintah. Untungnya, sekarang ini beberapa usulan telah diterima dan dilakukan oleh pemerintah.
"Selama ini kita teriak-teriak. Bagaimana kita bisa bersaing bila kena pajak spare part dan avtur di sana lebih murah dari kita. Jadi, proses diskusi dengan pemerintah sudah banyak dan usul-usul sudah diterima," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
