Penurunan ini lebih kecil ketimbang penurunan konsumsi tahun-tahun sebelumnya yang sekitar 50%.
"Tahun lalu bisa turun 50% tapi melihat tren tadi pagi dan tadi siang, kami perkirakan penurunan konsumsi tahun ini sekitar 35%," ujar Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN, Bambang Dwiyanto, ketika dihubungi Media Indonesia, Senin.
Bambang menerangkan beban puncak siang di Bali pada hari kerja biasanya sekitar 636 mega watt (mw) dan beban puncak pada malam hari (tertinggi) di Bali biasanya sekitar 695 mw.
Pada Nyepi tahun ini, beban terendah terjadi pada pagi hari pukul 07.00 WITA dengan beban listrik, "Dibandingkan dengan beban terendah minggu lalu Senin (24/3) yang sebesar 452 mw turun 96 mw, atau sekitar 21%," ujarnya.
Sementara beban puncak siang terjadi pada siang hari pukul 14.00 WITA sebesar 423 mw. Padahal minggu lalu pada waktu yang sama beban listrik sebesar 636 mw. "Artinya turun 213 mw atau 33%," kata Bambang.
Sedangkan beban puncak pada malam hari diperkirakan 427 mw. Sementara minggu lalu beban puncak sebesar 695 mw. "Turun 268 mw atau 38,56%," kata dia.
Lebih jauh ia menambahkan penurunan konsumsi listrik juga terjadi pada daerah-daerah yang menjadi kantung umat Hindu. Kendati demikian, penurunannya tidak signifikan.
"Daerah lain yang menjadi kantong-kantong umat Hindu alami penurunan tapi tidak seekstrim Bali," ujar Bambang seraya menambahkan pada Selasa (1/4), konsumsi listrik di Bali akan kembali seperti semula. "Besok akan normal karena aktivitas sudah normal dan kantor, industri dan bandar udara sudah kembali beroperasi," cetusnya. (Ayomi Amindoni)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
