Pengamat ekonomi Bhima Yudhistira mengatakan Libra tak cuma mengguncang sistem perbankan dunia tapi juga mampu melibas mata uang dolar Amerika Serikat (AS). Hal ini dikarenakan pengguna Libra bisa mengirim dan menerima uang semudah berkirim pesan tanpa perlu mengkonversi mata uang mereka.
"Sangat mungkin orang mulai berpindah ke Libra dari mata uang konvensional. Jika 2,6 miliar pengguna Facebook beralih ke Libra, dollar akan semakin ditinggalkan," katanya saat dihubungi Medcom.id, di Jakarta, Selasa, 30 Juli 2019.
Karena itu, kekuasaan bank sentral dan pemerintah dalam mencetak uang bisa saja tereduksi. Bahkan Facebook bisa lebih berkuasa dibandingkan Bank Sentral AS atau The Fed.
"Libra baru official dipakai 2020, sekarang sudah mulai mengajukan izin terutama di Swiss. Mungkin tidak akan lama di AS akan disahkan juga," ungkapnya.
Meski transaksi menjadi lebih cepat tanpa mengenal batas wilayah, mata uang Facebook ini juga rentan terhadap kebocoran data pengguna. Hal itu merujuk pada skandal keamanan Cambridge Analytica tahun lalu.
"Kondisi ini menyebabkan pengguna Libra memiliki kerentanan dalam bertransaksi," imbuh Bhima.
Untuk negara berkembang, Libra dinilai sulit untuk masuk ke Indonesia lantaran bank sentral Indonesia belum memiliki payung hukum virtual currency. Dengan kata lain, penggunaan Libra dianggap tidak sah di Indonesia.
"Sepertinya agak sulit (tapi bukan tidak mungkin) karena payung hukum virtual currency di Bank Indonesia kita belum punya," pungkasnya.
Adapun Libra akan menyasar negara berkembang yang kurang memiliki akses ke sistem perbankan tradisional.Teknologi untuk bertransaksi dengan Libra akan tersedia dalam aplikasi khusus. Pengguna Libra bisa menyimpannya dalam dompet digital bernama Calibra.Transaksi itu juga bisa dilakukan via WhatsApp dan Facebook Messenger.
Meski diciptakan oleh Facebook, Libra akan dikelola oleh sekumpulan perusahaan finansial, organisasi nirlaba, dan perusahaan dagang yang dinamai Libra Association. Perusahaan-perusahaan itu harus berkontribusi minimal USD10 juta. Mereka antara lain, Facebook, Mastercard, PayPal, eBay, dan perusahaan mata uang cripto Coinbase.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
