"Kita tidak perlu khawatir kekurangan daging. Sebab produksi petani baik ayam maupun sapi potong di daerah ini cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bahkan bisa mengirim keluar daerah," kata Kepala Bidang Peternakan Dinas Perkebunan dan Peternakan Sulteng Siti Wahdaniah, seperti dikutip dari Antara, di Palu, Rabu 31 Mei 2017.
Sulteng, kata dia, memiliki populasi ternak sapi dan ayam yang setiap tahunnya mengalami peningkatan cukup menggembirakan. Namun sayangnya, ia tidak merinci, kecuali mengatakan dari tahun ke tahun populasi kedua ternak tersebut meningkat.
Selain bisa memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat di Sulteng, juga para pedagang mengantarpulaukan sebagian produksi, khususnya sapi ke provinsi lain seperti selama ini kebanyakan ke Kaltim.
Namun, kata dia, kegiatan perdagangan antarpulau ternak sapi mendapat pengawasan ketat dari pemerintah di mana di daerah ini melarang sapi betina produktif diantarpulau maupun disembelih dan dagingnya dijual di pasaran.
Larangan itu tentu untuk meningkatkan populasi ternak sapi di Sulteng yang di 2017 ini ditargetkan naik hingga 400 ribu ekor dan di 2021 bisa mencapai satu juta ekor. "Jadi, mengenai stok sapi untuk kebutuhan daging menghadapi Lebaran 2017 di Sulteng cukup aman. Kecuali harga daging di pasaran biasanya menjelang hari raya mengalami kenaikan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
