"Walaupun enggak banyak itu menunjukkan tedensi makin berlanjut dan akan surplus," kata Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution saat ditemui di Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Senin, 15 Juli 2019.
Menurutnya, persoalan surplus neraca dagang sangat dipengaruhi oleh sektor migas. Contohnya saja impor migas Juni 2019 yang sebesar USD1,71 miliar tercatat turun 21,50 persen dibandingkan Mei 2019.
"Sebenarnya buat neraca dagang positif atau negatif banyak sekali dipengaruhi migas," imbuh dia.
Ia menambahkan indikasi melanjutnya neraca dagang yang positif juga akibat penurunan sektor ekspor dan impor secara bersamaan. Hal tersebut dipengaruhi oleh perlambatan ekonomi dunia maupun tekanan dari sektor keuangan.
Namun demikian, ia enggan memperkirakan penurunan ekspor dan impor yang turut berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. "Tapi memang situasi suasana sedang tidak bagus," pungkasnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya melansir data neraca perdagangan Juni 2019 mengalami surplus USD196 juta dengan total ekspor USD11,78 miliar dan total impor USD11,58 miliar.
Nilai ekspor Indonesia Juni 2019 menurun 20,54 persen dibanding ekspor Mei 2019. Sedangkan dibandingkan Juni 2018, angkanya turun 8,98 persen. Ekspor nonmigas Juni 2019 mencapai USD11,03 miliar atau turun 19,39 persen dibanding Mei 2019. Demikian juga dibanding ekspor nonmigas Juni 2018, angkanya turun 2,31 persen.
Penurunan terbesar ekspor nonmigas Juni 2019 terhadap Mei 2019 terjadi pada bahan bakar mineral sebesar USD336,9 juta atau 16,31 persen, sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada perhiasan/permata sebesar USD368,1 juta atau 88,66 persen.
Penurunan juga terjadi pada nilai impor Indonesia pada Juni 2019 yang turun sebesar 20,70 persen dibandingkan Mei 2019, namun jika dibandingkan Juni 2018 angkanya naik 2,80 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
