Mengacu data Bloomberg, Rabu, 25 Mei, harga timah berada pada USD 15,675 per metrik ton (mt) atau anjlok 400 poin atau 2,49 persen. Pada dua tahun lalu harga timah dunia mencapai USD21,500 per mt.
Ketua Umum BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Provinsi Bangka Belitung, Redi Zedira Tama mengatakan pengusaha yang ada di daerah itu sudah mulai meninggalkan bisnis pertimahan.
"Kondisi ini terjadi sejak dua tahun belakangan akibat berbelitnya regulasi serta ketidakjelasan prospek bisnis timah sehingga banyak yang beralih ke bisnis lain," ujarnya dikutip dari Antara, Rabu (25/5/2016).
Ia mengatakan, anggota Hipmi, saat ini, sudah tidak ada lagi yang menggeluti bisnis timah. Anggota HipmiBabel saat ini memasuki bidang pariwisata yang dinilai lebih menjanjikan dibanding pertimahan.
Ia menambahkan, selain timah, ada juga yang bisnis di bidang properti dan kontraktor proyek pembangunan pemerintah.
Baca : Ketergantungan Timah Bangka Belitung
"Lebih baik berusaha di jalur yang bisa berjalan terus. Kalau timah terbatas, bahkan saat ini sudah tidak menghasilkan lagi," katanya.
Ia mengatakan, banyak pengusaha timah mengalami kebangkrutan karena biaya operasional lebih besar dibandingkan pendapatan.
"Pengusaha timah banyak yang merugi sehingga beralih ke bisnis yang memiliki keuntungan jangka panjang seperti sektor pariwisata, kuliner dan sebagainya," ujarnya.
Demikian disampaikan Gubernur Provinsi Bangka Belitung Rustam Efendi usai menghadiri konfercab PDIP Babel di Kabupaten Bangka Tengah mengatakan, pada tahun lalu, bahwa daya beli masyarakat sudah turun akibat penurunan harga timah.
"Kan tahu sendiri Babel ini perekonomiannya tergantung dari timah. Kalau harga timah merosot maka daya beli masyarakat akan merosot juga," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
