Direktur Utama Railink Heru Kuswanto mengatakan, perhitungan besaran harga tiket masih dikaji oleh pihaknya. Nantinya jika sudah tetap (fixed) maka Railink akan menyampaikan informasi tersebut kepada masyarakat.
"Paling sedikit kalau hitungan kami di atas Rp100 ribu, batasnya sampai dengan Rp150 ribu. Tapi itu belum fixed. Kalau perhitungan sudah sudah matang akan segera kami informasikan ke masyarakat," kata Heru di Jakarta Railway Centre, Jalan Ir H Juanda, Jakarta Pusat, Selasa 11 April 2017.
baca : Pembangunan Kereta Api Bandara Soetta Mencapai 90%
Dirinya menambahkan, untuk menetapkan harga tiket murah memang menjadi keinginan anak usaha PT KAI (Persero) dengan PT Angkasa Pura II (Persero) ini. Namun banyaknya investasi yang diperlukan juga menjadi alasan lain harga tiket yang ditetapkan bisa lebih mahal.
"Banyak infrastruktur baru yang dibangun. Butuh pembebasan tanah yang cukup banyak dari Stasiun Batu Ceper hingga ke area bandara. Maunya kalau bisnis murah. (Biaya pembebasan) tanah ini saya enggak bisa sebutkan angka itu, harganya mahal. Itu di luar kemampuan operator," jelas dia.
Heru menyebutkan, investasi yang dikeluarkan untuk kereta bandara Soetta memang lebih mahal jika dibandingkan dengan kereta bandara di negara lain. Misalnya saja kereta bandara Kuala Lumpur (KLIA) di Malaysia yang tak butuh biaya pembebasan lahan.
"KLIA itu bangun kereta bandara enggak beli lahan, lahannya dari kerajaan. Dari sisi tanah saja untuk membangun transportasi publik dengan negara tetangga beda, sementara selain kita beli tanah sendiri, prosesnya juga lama," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
