"Industri makanan dan minuman menduduki posisi strategis dalam penyediaan produk siap saji yang aman, bergizi, dan bermutu," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa (26/5/2015).
Tiga aspek tersebut, aku Saleh, yang diutamakan dalam standardisasi produk mamin internasional. Untuk memenuhi hal itu, pihaknya mendorong produk mamin lokal untuk menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI), Good Manufacturing Practices (GMP), Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP), Food Hygiene, Food Safety, Food Sanitation, dan penerapan Standar Pangan Internasional (CODEX Alimentarius)
"Penerapan itu untuk menjamin bahwa perusahaan telah menerapkan cara pengolahan dan sistem manajemen keamanan pangan yang baik, mulai dari pemilihan bahan baku, pengolahan, pengemasan, serta distribusi dan perdagangannya," papar Saleh.
Saleh menambahkan, dalam persaingan global, Indonesia saat ini berpartisipasi aktif di dalam forum Codex Allimentarius Commission (CAC). Forum ini bertujuan untuk membahas standar mutu dan keamanan pangan dunia yang terkait dengan kepentingan industri.
"Dalam proses integrasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun ini, sektor pangan merupakan salah satu sektor yang akan dipercepat pelaksanaannya. Maka itu, dengan menerapkan standar mutu dan kualitas, diharapkan produk mamin dalam negeri bisa menjadi raja di MEA nanti," tutup Saleh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
