Padahal, selama ini, produksi dan konsumsi yang terbanyak ada di Indonesia, namun penimbunannya berada di Singapura dan Malaysia. Dia menginginkan ke depannya agar Indonesia menjadi tempat penimbunan terbesar di Asia Tenggara.
"Apa-apaan, produksinya di sini, kok gudangnya di negara lain. Kalau ini diteruskan seperti ini, kita akan kehabisan ongkos dan biaya logistik. Maka saya bilang bawa logistik tadi ke negara kita sehingga PLB ini harus ada agar semakin efisien," kata Jokowi, di kawasan industri Cipta Krida Bahari, Cakung, Jakarta Utara, Kamis (10/3/2016).
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyebutkan setidaknya tahun ini ada 11 PLB yang akan beroperasi. Tahun depan pihaknya menargetkan ada 50 PLB yang beroperasi.
"Tahun ini 11 kita pastikan berjalan lancar, tahun depan diharapkan 50 perusahaan PLB baru, sehingga dalam 2-3 tahun Indonesia bisa menjadi logistik hub," jelas Bambang.
Lebih lanjut, dirinya menambahkan PLB adalah perpanjangan dari gudang berikat. Jika sebelumnya gudang berikat hanya biasa menimbun hanya satu tahun, dengan adanya PLB penyimpan barang bisa dilakukan tiga tahun.
"Kita menginginkan Indonesia sebagai logistik hub utama sebagai bahan baku dan barang modal di Asia Tenggara, karena pabriknya sebagian besar di Indonesia, pasarnya pun sebagian besar di Indonesia, jadi kita tidak rela kalau pasarnya di Indonesia tapi yang mendapat keuntungan adalah negara lain," pungkas Bambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
