Ani pun menitipkan harapan pada Wimboh yang akan mulai menahkodai OJK pada Juli mendatang. Pesan yang disampaikan Ani tak jauh berbeda dengan ketika proses seleksi dan wawancara yang dilakukan Panitia Seleksi (Pansel) yang diketuai oleh Ani.
Ani berharap Wimboh bisa menjadikan OJK sebagai institusi supervisi dan membuat regulasi yang kredibel, yang mampu menjaga stabilitas sektor keuangan dari situasi yang bisa membayakan sektor tersebut dan juga ekonomi secara keseluruhan.
Apalagi, sesama lembaga yang ada dalam naungan komite stabilitas sistem keuangan (KSSK), Wimboh diharapkan bisa bekerja sama dalam mendeteksi adanya indikasi persoalan dan juga menangani hal-hal yang sifatnya sistemik.
"Kerja sama kami semua untuk membuat ekonomi Indonesia sehat, menciptakan kesempatan kerja dan akses keuangan pada masyarakat, terutama pada UMKM dan masyarakat kecil bisa diperluas melalui finansial inklusi dan integritas serta tata kelola yang diperbaiki," kata Ani ditemui di kantor DJP Pusat, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Jumat 9 Juni 2017.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengatakan OJK perlu menata kembali regulasi lembaganya agar stabilitas keuangan menjadi lebih baik. Jika tak memiliki tata kelola yang baik, lanjut Ani maka akan menjadi contoh yang buruk juga bagi sektor keuangan.
"(Wimboh) perlu memperbaiki dan memperkuat OJK dari sisi tata kelola," jelas Ani.
Sebelumnya, Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR) memutuskan Wimboh Santoso sebagai Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dirinya akan menggantikan Muliaman D Hadad yang berakhir masa jabatannya beberapa bulan mendatang.
Wimboh mengungguli Sigit Pramono yang mencalonkan diri untuk posisi yang sama. Dirinya berhasil meraup sebanyak 50 suara. Sementara Sigit hanya meraih empat suara dengan satu suara abstain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
