Dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi XI mengenai masukan sebelum fit and proper test para calon, Rizal mengatakan dia kecewa karena rata-rata, dari 14 nama yang masuk merupakan birokrat.
"Saya barusan lihat nama yang diajukan, ini isinya birokrat semua. Maaf-maaf, birokrat jarang yang jadi agen yang bisa mengembangkan sektor keuangan, mestinya banyak yang dari luar," kata Rizal di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu 31 Mei 2017.
Dia pun menyinggung panitia seleksi (Pansel) yang dipimpin oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, beranggotakan Menko Perekonominan Darmin Nasution dan Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo serta para ekonom.
Menurut Rizal, para Pansel OJK saat ini pun diisi oleh birokrat sehingga bisa saja nantinya jika sudah terpilih Ketua OJK yang baru maka nanti bukan jadi lembaga independen malah nurut dengan menterinya dan tak bisa membuat terobosan dalam mengambil keputusan.
"Kalau birokrat mau terobosan gimana, lah sungkem terus sama bosnya," tutur Rizal.
Dirinya juga menyayangkan keputusan Pansel yang tak meloloskan nama-nama calon yang berasal dari kepengurusan DK OJK sebelumnya, termasuk Ketua OJK saat ini, Muliaman D Hadad. Bagi dirinya, proses seleksinya tak benar. Sebab, orang-orang yang tidak lolos dianggap tak berintegritas, termasuk para pengurus OJK yang saat ini.
"Enggak diloloskan katanya soal integritas. Kalau saya, saya tuntut. Emang saya melakukan korupsi apa, dibilang tak berintegritas? Kalau saya enggak perform baru saya terima," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
