"Cangkang itu ternyata menjadi produk yang bagus sekali untuk bahan bakar. Di negara importir, mereka mencampurnya dengan batu bara sehigga menjadi biocoal," kata Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit Bayu Krisnamurthi, di Kemenko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Jumat (19/2/2016).
Menurut Mantan Wakil Menteri Perdagangan ini, kandungan energi yang berada di cangkang sawit sangat tinggi. Selain itu cangkang sawit juga bagus untuk keberlanjutan lingkungan. Namun, di dalam negeri penggunaan campuran cangkang sawit dan batu bara belum banyak yang menerapkan.
Padahal, dipandang dari aspek bisnis sangat menjanjikan. Untuk itu pemerintah berencana menurunkan tarif pungutan cangkang sawit guna meningkatkan daya saingnya di pasar ekspor.
"Makanya kita turunkan dulu pungutannya kemudian pengusaha sudah tahu ini secara berkala akan naik sehingga kita harus siap memanfaatkan di dalam negeri. Kita tidak mau ada produk yang bagus, kita jual dan dimanfaatkan orang lain. Jangan sampai kisah seperti gas, kita ekspor gasnya, padahal kita butuh," jelasnya.
Sekadar informasi, untuk penyesuaian tarif pungutan cangkang sawit dari yang sebelumnya diberlakukan USD10 per ton, tahun ini menjadi USD5 per ton dan USD3 per ton untuk tahun depan, dan akan kembali menjadi USD10 per ton di tahun berikutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
