"Saya beberkan kebodohan Indonesia dalam mengelola hasil laut dan perairan Indonesia. Salah satu kebodohan Indonesia adalah pada 2004, di mana Amerika mengeluarkan kebijakan tarif barrier atau dumping produk laut pada lima negara seperti Tiongkok,Thailand, Vietnam, dan lainnya," tegas Susi, dalam laman Faceboook-nya, seperti dikutip Metrotvnews.com, Sabtu (22/11/2014).
Menurut dia, momentum tersebut seharusnya bisa dimanfaatkan Indonesia untuk merebut pasar asing. Namun kenyatannya, Tiongkok malah memanfaatkan Indonesia sebagai negara transhipment atau perantara.
Dia mengungkapkan, hasil laut Tiongkok dibawa ke Indonesia, kemudian diberi bendera Indonesia sebelum dikirim ke Amerika untuk mendapatkan pembebasan tarif.
"Kita ini sekarang harus mulai buka-bukaan rahasia umum, jangan tabu dibicarakan. Kita tidak bisa selesaikan masalah. Mimpi saya saat itu (2004) KKP merevitalisasi seluruh pertambakan kita. Harga kita harusnya dua kali lipat. Tetapi kita hanya jadi transhipment mereka. Barang Tiongkok masuk Amerika pakai bendera Indonesia," jelas Susi.
Susi pun menilai, pengusaha dan pemerintah kala itu terbuai dengan keuntungan menjadi negara transhipment. Seharusnya, lanjut dia, pemerintah waktu itu bisa memaksa Tiongkok untuk investasi dan membangun tambak di Indonesia jika mereka ingin ekspor tanpa kena tarif.
"Tiongkok itu dumpingnya 110 persen, Vietnam 90 persen dikenakan. Harusnya paksa Tiongkok bikin tambak di Indonesia. Ini yang mestinya kita sadari. Rahasia umum kok dibicarakan di belakang," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News