Di sisi lain, PT Timah (Persero) Tbk (TINS) juga meyakini bahwa Permendag 33/2015 akan mampu meningkatkan harga rerata timah. Bahkan untuk tahun depan, harga timah TINS diprediksi akan menguat hingga USD20 ribu per ton.
"Ada dua hal, pertama tata naga diketatkan dengan adanya Permendag 33/2015. Kemudian penambanganya diperketat sehingga tidak ada penyelundupan. Ini kan kalau digabungkan bisa jadi kekuatan yang besar dari indonesia," kata Direktur Utama TINS Sukrisno ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (10/11/2015).
Ia mengakui, prediksi peningkatan harga timah hingga USD20 ribu per ton tersebut merupakan hal yang realistis. "Saya pikir itu realistis karena saat ini yang jual sudah sedikit tapi yang beli banyak. Tapi kita mau lihat dulu perkembangan minggu ketiga bulan ini," ujar dia.
Wachid memaparkan, harga timah pada tahun ini memang menurun cukup tajam. Hal tersebut diakibatkan lesunya pertumbuhan ekonomi di Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) yang menyebabkan penurunan permintaan timah dari kedua negara tersebut. Padahal kedua negara tersebut merupakan pasar timah terbesar di dunia.
"Pada awal tahun harganya USD19 ribu per ton. Nah penurunan paling rendah itu terjadi di bulan April di mana harga timah sempat menyentuh angka USD13.400. Sekarang harganya USD14.550," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
