Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) Kementerian ESDM Andriah Feby Misna mengatakan sampai saat ini pemerintah belum menetapkan alokasi untuk B30. Dia bilang alokasi tersebut masih dihitung meskipun angka tersebut masih berupa perkiraan sementara.
"Masih dihitung, kalau sementara sekitar 9,6 juta KL untuk 2020," kata Feby di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Selasa, 8 Oktober 2019.
Sementara itu, alokasi FAME untuk penerapan B20 di tahun ini diperkirakan meningkat dari penetapan awal. Dalam alokasi awal, kebutuhan FAME diperkirakan sebesar 6,2 juta KL.
Namun hingga akhir tahun diperkirakan melonjak hingga 6,6 juta KL atau 6,5 persen lebih tinggi dari alokasi awal. Kenaikan kebutuhan FAME sejalan dengan adanya kenaikan kebutuhan bahan bakar masyarakat.
Feby mengatakan hingga akhir September lalu, serapan FAME mencapai 4,494 juta KL. Serapan tersebut mencapai 67 persen dari alokasi yang ditetapkan.
Di sisi lain pemerintah pun telah menggelar uji coba atau uji jalan B30 terhadap beberapa jenis kendaraan. Plt Direktur Jenderal Migas Djoko Siswanto mengatakan setelah dilakukan uji jalan, maka pada Oktober akan dibuat keputusan menteri tentang folume FAME yang dibutuhkan. Kemudian mengatur kontrak dengan Pertamina dan seluruh badan usaha produsen FAME di November.
"Sehingga pelaksanaan persiapan B30 infrastrukturnya, tangki-tangkinya secara bertahap," tutur dia. Djoko menambahkan implementasi B30 secara keseluruhan pada awal 2020. Dia yakin, produsen FAME mampu memenuhi pasokan untuk kebutuhan B30.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
