Ketua Dewan Komisioner (DK) OJK Muliaman D Hadad mengatakan, saat krisis moneter terjadi maka manajemen AJB Bumiputera melakukan investasi yang keliru. Akibatnya perusahaan asuransi itu harus menanggung jumlah utang yang lebih besar dibandingkan aset yang dimiliki.
"Utang lebih besar dibanding aset, kenapa itu? Karena kerugian. Kenapa rugi? Karena miss management, dan itu terjadi sejak 1998. Itu sebabkan kerugian, investasi keliru," ujar Muliaman, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (7/2/2017).
baca : Akhirnya, AJB Bumiputera Keluar dari Pengawasan Khusus
Dirinya menambahkan, kerugian yang dialami AJB Bumiputera semakin meluas karena payung hukum yang berbentuk mutual atau usaha bersama. Namun hal ini dikhawatirkan terus merambat kepada pemegang polis sehingga OJK turun tangan.
"Di Undang-Undang OJK dan Undang-Undang Perasuransian sudah jelas amanat OJK. Jadi artinya landasan hukum OJK sudah kuat. Tentu saja penyebab kerugian itu tidak bisa kita biarkan," jelas dia.
Sementara itu, pembentukan pengelola statuter diharapkan bisa menyelamatkan kerugian yang dialami oleh AJB Bumiputera. Langkah yang diambil OJK juga bertujuan untuk mencarikan investor baru bagi perusahaan asuransi itu.
"Ini sekaligus menstabilkan AJB Bumiputera dan mencari investor untuk merestrukturisasi utangnya. Jadi ini lebih panjang lagi masalahnya dan ke klaim. Kalau kami tidak mengambil langkah, nanti bisa berkelanjutan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
