Dirketur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto menyatakan besaran iuran pensiun Indonesia termasuk yang terendah yakni tiga persen dari gaji. Sedangkan besaran iuran negara lain sudah di atas 10 persen dari gaji.
"Kita lihat negara lain, seperti Vietnam sudah mencapai 20 persen, Timor Leste iurannya 10 persen dari gaji. Negara lainnya juga dari 20 persen, 15 persen kami lihat dari situ," kata Agus, Rabu, 7 Februari 2018.
Masih kecilnya dana pensiun yang dikumpulkan, Agus mengaku karena program dana pensiun BPJS Ketenagakerjaan relatif baru. Selain itu besaran iuran dana pensiun masih kecil dibanding negara lain.
"Karena program pensiun relatif baru sejak BPJS Ketenagakerjaan. Ke dua besaran iuran juga kita paling kecil di dunia," jelas dia.
BPJS Ketenagakerjaan sendiri sedang mengkaji ulang besaran penarikan iuran dana pensiun di tahun ini. Sebab, sesuai dengan regulasi yang telah ditetapkan.
"Sesuai regulasi besaran iuran ini bisa ditinjau setelah tiga tahun. Jadi tahun ini tentunya kita wacanakan," tutur Agus.
Dana pensiun bisa bertambah, lanjut dia, asalkan ada penambahan peserta dari BPJS Ketenagakerjaan. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang masih besar, maka ada potensi peningkatan pengumpulan dana pensiun.
"Saya kira perlu dipertimbangkan besaran itu. Inilah yang menyebabkan total dananya besar. Kemudian kita bisa berandai andai kalau jumlah pesertanya besar, karena penduduk kita begitu banyak, maka dana yang terkumpul akan besar," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
