Revolusi OY! seiring dengan melesatnya transaksi mobile di Indonesia, ini terlihat dari penggunaan aplikasi keuangan digital yang semakin masif sepanjang 2019. Hingga semester pertama 2019, Bank Indonesia mencatat volume transaksi uang elektronik sudah mencapai 2,7 miliar dengan nilai sebesar Rp69 triliun atau telah melampaui nilai transaksi uang elektronik sepanjang 2018.
Peningkatan transaksi uang elektronik ini juga sejalan dengan program Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang telah dicanangkan pemerintah sejak 2014. Masyarakat kini sudah cukup familiar dengan berbagai bentuk produk keuangan digital dari perbankan maupun fintech.
CEO OY! Indonesia Jesayas Ferdinandus mengatakan pengguna cukup dengan menghubungkan (connect) rekening bank maupun kartu debit. Dengan begitu, pengguna dapat melakukan berbagai aktivitas, di antaranya transfer antar-akun bank tanpa biaya administrasi.
"Dengan fitur ini, pengguna dapat melakukan transfer bank dengan tiga cara mudah, debit card, manual pay, dan virtual account," ujar Jesayas dalam keterangannya, Senin, 17 Februari 2020.
Selain itu, aplikasi OY! juga dapat melakukan isi ulang berbagai dompet digital secara gratis dan juga melakukan semua pembayaran tagihan rutin. Bahkan, pengguna juga bisa 'menagih' ke orang lain hingga meminta 'bayar patungan' ke orang lain.
Menurutnya, maraknya layanan fintech di Indonesia menimbulkan perbedaan pilihan akun bank, sehingga mengharuskan pengguna membayar biaya administrasi saat melakukan transfer. Oleh karena itu OY! menggaet sederet fintech ternama seperti dompet digital Go-Pay, DANA, E-Money, Paytren, Doku, XL Tunai, NU Cash, serta Rekening Ponsel.
Jesayas menjamin keamanan manajemen keuangan personal OY! karena telah terlisensi dan diawasi oleh Bank Indonesia. Pengguna tidak perlu khawatir karena semua data keuangannya tetap hanya akan disimpan oleh pihak bank.
"Harapan kami ke depannya OY! Indonesia dapat menjadi sebuah platform yang menawarkan one stop financial solutions bertema #BeSmartBeOy, serta tujuan jangka panjang kami OY! dapat meningkatkan literasi nansial yang mampu mendorong kemajuan ekonomi nasional," pungkas Jesayas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
