"Kondisi itu dipicu oleh permintaan untuk aset yang aman (safe haven) setelah adanya peringatan pendapatan dari raksasa teknologi AS produsen iPhone, Apple Inch," kata Branch Manager PT Solid Gold Berjangka Cabang Makassar Kezia Pingkan D Massie di Makassar yang dikutip dari Antara, Rabu, 19 Februari 2020
Dia mengatakan, yang patut digaris bawahi bahwa kejatuhan di sektor keuangan berdasarkan Gold Market update adalah epidemi virus korona di Tiongkok yang telah mendorong Apple menyatakan pendapatan di kuartal II Tahun fiskal 2020 akan lebih rendah dari prediksi sebelumnya.
Kondisi itu menyebabkan gangguan suplai serta penurunan penjualan di Tiongkok. Adapun investor saat ini khawatir terhadap dampak ekonomi dari virus tersebut, sehingga membuat sentimen di pasar saat ini berkurang terhadap aset-aset yang berisiko dan membuat emas yang menyandang status safe haven kembali dilirik.
"Banyak investor yang beralih ke emas berjangka, sambil menunggu penanganan korona betul-betul sudah dinyatakan aman oleh WHO," kata Pingkan.
Selain itu, kecemasan akan resesi di beberapa negara juga menjadi penopang kenaikan logam mulia.
Wabah virus korona diprediksi membuat pertumbuhan ekonomi Tiongkok melambat dan membuat negara-negara lainnya ikut terdampak seperti Singapura, Jerman, dan Jepang menjadi negara yang terancam mengalami resesi, karena ketiganya memiliki hubungan yang erat dengan Tiongkok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News