"Berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) pada pekan keempat Februari 2022, diperkirakan mengalami deflasi sebesar 0,05 persen (mtm)," ungkap Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, dikutip dari rilis Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah, Sabtu, 26 Februari 2022.
Dengan perkembangan tersebut maka perkiraan inflasi Februari 2022 secara tahun kalender sebesar 0,51 persen (ytd). Sementara secara tahunan, tingkat inflasi diproyeksi sebesar 2,02 persen (yoy).
Adapun penyumbang utama deflasi Februari 2022 yaitu komoditas telur ayam ras 0,12 persen (mtm), minyak goreng 0,11 persen (mtm), daging ayam ras 0,10 persen (mtm), cabai rawit 0,05 persen (mtm), serta jeruk dan angkutan udara masing-masing menyumbang sebesar 0,01 persen (mtm).
Sementara itu, komoditas yang menyumbang inflasi pada periode ini yaitu bawang merah sebesar 0,06 persen (mtm), tomat dan sabun detergen bubuk/cair masing-masing sebesar 0,02 persen (mtm), serta beras, daging sapi, tempe, cabai merah, emas perhiasan, dan rokok kretek filter yang masing-masing menyumbang inflasi sebesar 0,01 persen (mtm).
Memperkuat koordinasi dengan pemerintah
Terkait hal tersebut, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu."Termasuk melakukan langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan," tegas Erwin.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) Januari 2022 mengalami inflasi 0,56 persen (mtm), sedikit menurun dari inflasi bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,57 persen (mtm). Secara tahunan inflasi IHK Januari 2022 tercatat 2,18 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,87 persen (yoy).
Disampaikan lebih lanjut bahwa penurunan angka inflasi pada Januari 2022 dipengaruhi oleh penurunan inflasi kelompok volatile food dan administered prices, di tengah kenaikan inflasi inti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News