Adapun terdapat tiga indikator yang digunakan, salah satunya defisit anggaran dijaga di kisaran 1,9 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2019. Angka tersebut tercatat lebih kecil dibandingkan tahun ini sebesar 2,19 persen dari PDB.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Suahasil Nazara menjelaskan 2019 menjadi tahun terakhir kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Selain keseimbangan premier akan mengarah ke level positif, defisit juga diperkirakan menurun.
"Dengan defisit makin menurun, maka keseimbangan premier kita pada angka nol. Jadi jika negatif pada Rp0,3 triliun, kalau positif di angka Rp0,05 triliun," ujar Suahasil dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin, 2 Juli 2018.
Ia menambahkan, perbaikan tersebut akan diimbangi dengan rasio utang terhadap PDB yang menunjukkan perbaikan pada angka 28-29 persen dari PDB.
"Angka akan tetap ditahan di bawah 30 persen dari PDB sehingga pada level sangat aman," tambahnya.
Pihaknya menambahkan dari sisi penerimaan rasio pajak 2019 akan meningkat pada angka 11,4-11,9 persen, lebih tinggi dari 2018 sebesar 10,9 persen. Sedangkan untuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 1,9 persen dan PNBP belanja negara 15 persen dari PDB yang terdiri atas belanja pusat dan belanja transfer daerah 2018 dari PDB. Sehingga tahun depan PDB juga akan meningkat.
"PDB tahun depan meningkat, dengan demikian defisit 1,6-1,9 persen dari PDB, pembiayaan investasi seperti rasio utang yang diperkirakan lebih kecil di bawah 29 persen dari PDB," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
