Menurut dia, tanda krisis bisa dilihat dengan pertumbuhan ekonomi yang tumbuh negatif pada kuartal II tahun ini. Pertumbuhan ekonomi negatif sudah diperkirakan oleh pemerintah maupun Bank Indonesia (BI) dan sejumlah lembaga internasional.
"Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II diperkirakan negatif. Pemerintah meramalkan pertumbuhan kuartal II sebesar minus lima persen. Sementara itu jika kuartal III kembali negatif, maka dipastikan Indonesia masuk dalam resesi," kata Bhima kepada Medcom.id, Selasa, 21 Juli 2020.
Dirinya menambahkan, indikator lain adalah turunnya Prompt Manufacturing Index (PMI) manufaktur. PMI manufaktur berada di bawah angka 50, atau tercatat 39,1 per Juni 2020. Di samping itu, penurunan impor bahan baku menunjukkan lemahnya produksi.
"Kemudian impor bahan baku dan barang modal secara kumulatif Januari-Juni 2020 angkanya turun masing-masing sebesar minus 15 persen dan minus 16,8 persen. Ini menunjukkan industri sedang menahan laju produksi," jelas dia.
Selain itu, terjadi kenaikan jumlah kemiskinan dan pengangguran akibat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara massal. Pada Maret 2020, angka kemiskinan meningkat 1,28 juta orang menjadi 26,4 juta orang, sementara tercatat tiga juta orang di-PHK menurut data Kementerian Ketenagakerjaan.
"Konsumsi yang melambat tercermin dari perlambatan pertumbuhan kredit konsumsi 2,3 persen per Mei 2020. Angka ini jauh menurun dibanding tahun sebelumnya yakni 8,4 persen. Indeks keyakinan konsumen (IKK) berada di level 83,8 atau di bawah angka 100 alias konsumen masih pesimistis," ungkapnya.
Berbeda, Direktur Riset Core Indonesia Piter Abdullah menilai kondisi Indonesia masih aman dari ancaman krisis. Meskipun terjadi kontraksi ekonomi hingga adanya risiko resesi, namun Piter menyebut Indonesia belum masuk kategori krisis.
"Kita dikategorikan krisis apabila dunia usaha sudah mengalami kebangkrutan, dan sudah merambat ke sektor keuangan, indikatornya ditunjukkan oleh peningkatan yang sangat drastis kredit macet, modal bank yang sudah tergerus negatif dan bank tidak lagi menghasilkan keuntungan," ujar Piter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
