Destry menanggapi presentasi Kepala Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo A Chavez yang mengatakan capital outflow lebih besar berpotensi terjadi akibat melambatnya perekonomian global.
"Itu semua tidak hanya terjadi di Indonesia," kata Destry saat ditemui di Komplek Parlementer, Senayan, Jakarta, Jumat, 6 September 2019.
Destry menjelaskan arus dana asing yang keluar dari dalam negeri bergantung dengan kondisi global, seperti perang dagang Amerika Serikat dengan Tiongkok.
"Kemarin kita lihat Trump (Presiden Amerika Serikat) sama Tiongkok. Nanti bulan depan ada trade talk. Pasar langsung bergerak," jelas dia.
Di Indonesia, Destry melihat kondisi pasar masih cenderung stabil. Investor diyakini masih akan betah menaruh dananya di Tanah Air. Saat ini pun gap imbal hasil (yield) obligasi Indonesia dengan US Treasury juga masih menarik.
"Pasarnya masih oke. Yield-nya juga menarik. Spread masih di atas 5,5 persen," tutur dia.
Ia meyakini capital outflow tidak besar seperti yang dipresentasikan Bank Dunia. "Dan juga kita lihat fiskal sangat prudent. Jadi masih confident lah," tukas dia.
Dalam presentasi Bank Dunia yang diterima Medcom.id, Bank Dunia memprediksi ekonomi Indonesia akan terguncang di akhir tahun akibat perang dagang dan potensi resesi ekonomi Amerika Serikat (AS).
Kedua faktor tersebut bakal memicu capital outflow atau keluarnya dana asing yang sangat besar dalam kurun 10 tahun terakhir. Bahkan arus keluar itu bisa mengarah pada tingkat bunga yang lebih tinggi hingga depresiasi nilai tukar rupiah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
