"Saya ingin sinergi itu muncul sebelum kelemahan ini berlarut. Kita harus evaluasi belanja kita yang tidak maksimal," kata Sri Mulyani di Gedung Danapala, Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Rabu, 22 November 2017.
Dirinya menambahkan, Kemenkeu memiliki tanggung jawab yang besar bukan hanya alokasi anggaran yang tepat tetapi juga hasil daripada anggaran yang dikeluarkan. Untuk itu perencanaan penganggaran yang tepat akan membuat dana yang degelontorkan memberikan dampak positif.
Salah satu contoh belum maksimalnya anggaran dengan hasil akhir adalah bagaimana pemerintah menggelontokan 20 persen APBN untuk pendidikan. Sayangnya dana yang besar itu tak sejalan dengan peningkatan kualitas pendidikan Indonesia yang lebih baik.
"Indonesia dan Vietnam sama-sama spending 20 persen dari budget negara untuk pendidikan tapi hasilnya sangat beda. Data dari Global Human Capital Report 2017, peringkat Indonesia dalam urusan pendidikan menempati peringkat 53 dunia, berbeda dengan Vietnam yang menduduki peringkat 8 dunia," jelas dia.
Bukan hanya soal pendidikan, Menkeu juga mengkritik penggunaan dana APBN untuk kesehatan dan maintenance infrastruktur yang ada. Jika dikelola dengan baik, Sri Mulyani memperkirakan pemeliharaan infrastruktur bisa berhemat antara 10 hingga 15 persen dari anggaran Rp23 triliun.
"Makanya banyak di kementerian/lembaga ada yang satu sisi dapat banyak alokasi tapi dia enggak menghasilkan belanja yang baik. Tapi di sisi lain ada yang prioritas tapi enggak dapat alokasi anggaran yang cukup," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
