Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Humas DJP Hestu Yoga Saksama memastikan pihaknya siap menampung data laporan wajib pajak yang pada tahun ini wajib secara elektronik. Meskipun batas pelaporan hingga 31 Maret 2019, pelapor disarankan tetap melakukan proses tersebut lebih awal.
"Sisi IT, kami juga memperkuat sistem e-filing kita, tahun lalu juga sebenarnya tidak ada masalah, tetapi kita tetap tambah dari semula 10 menjadi 14 server," kata Yoga di kantor DJP, Jakarta, Senin, 25 Februari 2019.
Penambahan server ini dilakukan mengantisipasi pelambatan layanan yang dilakukan melalui situs resmi DJP. Sistem bakal mengendur saat wajib pajak secara serentak melakukan pelaporan.
"Ini server sudah cukup banyak, tetapi kalau satu juta orang bareng nge-hit bisa terjadi pelambatan," ungkapnya.
Evaluasi kendala yang dialami pada tahun sebelumnya telah dikaji untuk menerapkan mitigasi masalah. Sistem bakal diawasi penuh oleh petugas agar laporan bisa mencapai target realisasi pelaporan SPT tahunan mencapai 85 persen.
"Akan diawasi terus, mitigasi risiko kalau server kosong atau full bisa digeser agar pengisian SPT bisa lancar," tuturnya.
Sosialisasi bakal terus dilakukan terutama kepada perusahaan yang karyawannya menjadi wajib pajak. Penyuluhan hingga fasiltas pelaporan SPT secara kolektif juga diberikan dengan metode jemput bola.
Selain memanfaatkan fasilitas e-filing, wajib pajak juga bisa menggunakan e-form saat koneksi internet tidak stabil. Pelapor SPT pun hanya perlu online beberapa menit pada saat selesai mengisi formulir isian pajak yang telah diunduh.
"Kami berikan fasilitas e-form yang bisa diisi secara offline, begitu sudah lengkap connect lagi, submit. Jadi connect-nya dengan sistem kita itu hanya dua kali dan enggak harus terus menerus, sangat membantu, kalau putus sambungan tidak ada masalah sekarang," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
