Sebelumnya OJK telah menetapkan pengaturan suku bunga deposito untuk bank umum kegiatan usaha (BUKU) III, yaitu sebesar 100 basis poin (bps) di atas BI rate. Sedangkan untuk BUKU IV adalah sebesar 75 bps di atas BI rate.
"Karena kalau 7 days reverse repo rate turun dan di pasar turun tentu kita akan mengikuti. Apakah kita mengkaji nanti kita lihat lagi. Kita belum lihat dampaknya (BI 7 days reverse repo rate)," ujar Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK, Rahmat Waluyanto di Gedung OJK, Jakarta Pusat, Rabu, 22 Juni.
Dirinya menjelaskan, aturan capping muncul lantaran OJK melihat adanya persaingan tidak sehat antar bank. Sebab bank-bank besar lebih mementingkan penerapan suku bunga deposito tinggi untuk menarik dana sehingga berdampak pada tingginya suku bunga pinjaman.
"Ada persaingan deposit rate. Ada persiangan suku bunga untuk narik deposan, karena ketika itu memang likuiditas ketat. Bank besar menaikan suku bunga deposito, ini menyebabkan persiangan enggak sehat," jelas dia.
Aturan capping juga dinilai sebagai langkah supervisory action OJK selaku pengawas, bukan intervensi otoritas terhadap industri perbankan. Selain itu, aturan capping diharapkan menimbulkan persaingan sehat antarbank, baik bank kecil maupun bank besar.
"Kalau persiangan sudah semakin fair enggak ada pihak yang dirugikan, saya kira kita serahkan ke mekanisme pasar saja, karena itu yang fair. Pada prinsipnya kita enggak menginginkan persiangan yang enggak sehat. Tapi kita juga enggak mau memaksa dengan kebijakan yang menekan, intervensi," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
