"Dalam antisipasi kondisi ekonomi turun tajam, penerimaan negara diperkirakan turun, termasuk perpajakan bea dan cukai, dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP)," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam video conference di Jakarta, Rabu, 1 April 2020.
Ani menjelaskan penurunan penerimaan pajak tak hanya disebabkan oleh menurunnya aktivitas ekonomi tetapi juga dukungan insentif pajak. Penurunan tarif Pajak Penghasilan (PPh) oleh pemerintah dilakukan sebagai stimulus mengurangi dampak covid-19 ke perekonomian.
"PNBP turun dampak jatuhnya harga komoditas. Harga minyak kemarin turun di bawah USD20 per barel. Saat ini sedang dilakukan upaya sangat serius, namun harga minyak sangat rendah. Asumsi kita di kisaran USD60 per barel," ungkapnya.
Di sisi belanja, pemerintah fokus mengalokasikan anggaran ke bidang kesehatan, perlindungan sosial (social safety net), dan membantu dunia usaha dengan total Rp255,1 triliun. Meski begitu, pemerintah melakukan penghematan belanja negara sekitar Rp190 triliun dan realokasi cadangan Rp54,6 triliun.
Selain itu, pemerintah mengalokasikan dukungan pembiayaan anggaran untuk penanganan covid-19 sebesar Rp150 triliun. Dukungan pembiayaan ini dilakukan dalam rangka mendukung program pemulihan ekonomi nasional setelah berakhirnya pandemi korona di Indonesia.
"Dari sisi pendapatan negara turun 10 persen, dari sisi belanja tambahan Rp255 triliun dan pembiayaan tambahan Rp150 triliun, maka postur APBN 2020 diperkirakan akan defisit mencapai 5,07 persen dari PDB," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
