Jakarta: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyentil Pemerintah Provinsi Banten yang memiliki jumlah transfer ke daerah besar namun realisasi belanjanya masih rendah. Selisih realisasi penerimaan dan belanja Banten mencapai 19,7 persen.
"Ada daerah yang pendapatan transfernya cukup besar namun belanjanya masih rendah. Itu Banten, dimana transfernya sudah cukup besar namun belanjanya masih jauh lebih rendah," kata dia dalam video conference di Jakarta, Kamis, 23 September 2021.
Sebaliknya, realisasi antara pendapatan dan belanja daerah yang terendah terjadi di Jawa Tengah. Ia menyebut, Jawa Tengah merupakan satu-satunya wilayah dengan realisasi belanja lebih tinggi daripada realisasi pendapatannya.
"Sedangkan Jawa Tengah, ditransfer dan langsung dibelanjakan. Ini berarti masyarakat juga langsung menerima. Mayoritas dari pemerintah daerah semuanya belanjanya lebih rendah dari transfer," ungkapnya.
Menurut Sri Mulyani, pemerintah sudah memberikan kemudahan tata kelola dan persyaratan penyaluran dana transfer ke daerah. Namun hal ini tidak dibarengi dengan kecepatan pemerintah daerah untuk membelanjakan dana tersebut.
Kondisi ini membuat simpanan pemerintah daerah di bank juga kembali mengalami kenaikan pada Agustus 2021 menjadi Rp178,95 triliun atau naik 5,22 triliun setara 3,01 persen dibandingkan dengan posisi pada Juli 2021 sebesar Rp173,7 triliun.
"Ini menjadi perhatian kita, dan simpanan pemda di daerah dibandingkan biaya operasionalnya tiga bulanan ada yang di bawah, ada yang di atas dari simpanannya. Tentunya kita berharap kalau biaya operasionalnya lebih di atas, simpanannya lebih rendah, berarti sudah digunakan," pungkasnya.
"Ada daerah yang pendapatan transfernya cukup besar namun belanjanya masih rendah. Itu Banten, dimana transfernya sudah cukup besar namun belanjanya masih jauh lebih rendah," kata dia dalam video conference di Jakarta, Kamis, 23 September 2021.
Sebaliknya, realisasi antara pendapatan dan belanja daerah yang terendah terjadi di Jawa Tengah. Ia menyebut, Jawa Tengah merupakan satu-satunya wilayah dengan realisasi belanja lebih tinggi daripada realisasi pendapatannya.
"Sedangkan Jawa Tengah, ditransfer dan langsung dibelanjakan. Ini berarti masyarakat juga langsung menerima. Mayoritas dari pemerintah daerah semuanya belanjanya lebih rendah dari transfer," ungkapnya.
Menurut Sri Mulyani, pemerintah sudah memberikan kemudahan tata kelola dan persyaratan penyaluran dana transfer ke daerah. Namun hal ini tidak dibarengi dengan kecepatan pemerintah daerah untuk membelanjakan dana tersebut.
Kondisi ini membuat simpanan pemerintah daerah di bank juga kembali mengalami kenaikan pada Agustus 2021 menjadi Rp178,95 triliun atau naik 5,22 triliun setara 3,01 persen dibandingkan dengan posisi pada Juli 2021 sebesar Rp173,7 triliun.
"Ini menjadi perhatian kita, dan simpanan pemda di daerah dibandingkan biaya operasionalnya tiga bulanan ada yang di bawah, ada yang di atas dari simpanannya. Tentunya kita berharap kalau biaya operasionalnya lebih di atas, simpanannya lebih rendah, berarti sudah digunakan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
