"Ruang itu masih ada (penurunan BI rate). Apalagi, masih melihat target inflasi itu bagus. Kita lihat tiap bulan (pergerakan inflasi yang nantinya berdampak pada tingkat BI rate)," ungkap Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Juda Agung, di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (25/2/2016).
Sebelumnya, BI kembali menurunkan suku bunga acuan atau BI rate menjadi 7,00 persen atau turun 25 basis poin. Selain itu, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan, BI juga menurunkan lending facility pada level 7,50 persen dan suku bunga deposit facility sebesar 5,00 persen.
Penurunan BI rate sejalan dengan ruang pelonggaran kebijakan moneter yang cukup terbuka, dengan terjaganya stabilitas makroekonomi, serta mempertimbangkan pula dengan meredanya ketidakpastian pasar keuangan global pascakenaikan Fed Fund Rate (FFR).
Lebih lanjut, Juda mengatakan, BI juga terus memperhatikan situasi dan kondisi dari harga minyak dunia yang kini terus berada di tren menurun. Sebab, penurunan itu memiliki kaitan dengan tingkat inflasi inti yang tentunya memiliki dampak terhadap pergerakan BI rate.
"Ruang inflasi itu diperkirakan secara keseluruhan di tahun ini sekitar empat persen. Kalaupun harga minyak turun maka ruang itu ada (ruang inflasi bergerak akibat penurunan harga minyak)," pungkas Juda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
