"Karena dia tidak jadi menaikkan tingkat bunga, data-data pertumbuhan ekonomi, inflasi dan data tenaga kerja tidak bagus, itu satu hal. Kalau dia (dolar) melemah, ya banyak nilai tukar mata uang lain menguat," kata dia di kantornya, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Kamis (15/10/2015).
Dirinya menambahkan, penguatan mata uang negara lain terhadap dolar AS akan sangat variatif, tergantung pada bagaimana negara tersebut mempersiapkan diri untuk memperbaiki ekonominya.
"Kalau Anda mempersiapkan diri, Anda bisa menguat lebih tinggi. Kalau Anda tidak mempersiapkan diri, ya Anda menguat tapi tidak banyak," sambung Darmin.
Namun begitu, Darmin menyebutkan jika penguatan rupiah terhadap dolar AS selama beberapa pekan terakhir belum sesuai dengan fundamental rupiah. Pasalnya, pelemahan rupiah dalam beberapa bulan kemarin sudah berlebihan.
"Ini sudah bablas selama beberapa bulan ini. Sudah spekulasi, macam-macam, euforia, histeria. Sudah tidak karu-karuan. Dia sedang menuju balik pelan-pelan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
