Jakarta: Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyebut realisasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 sudah mencapai Rp495,77 triliun sampai 19 November 2021. Realisasi PEN sampai minggu lalu itu baru 66,6 persen dari pagu alokasi tahun ini sebesar Rp744,77 triliun.
"Program PEN kita lihat dan amati terus, sampai dengan 19 November 2021, beberapa hari lalu, PEN ini telah terealisasi sekitar 67 persen dari pagu Rp744,77 triliun," kata dia dalam webinar, Senin, 21 November 2021.
Jika dirinci, realisasi anggaran PEN terdiri dari klaster kesehatan sebesar Rp135,53 triliun atau 63 persen dari pagu Rp214,96 triliun, perlindungan sosial sebesar Rp140,50 triliun atau 75,5 persen dari pagu Rp186,64 triliun, program prioritas Rp75,44 triliun atau 64 persen dari pagu Rp117,94 triliun.
Kemudian, untuk dukungan UMKM dan korporasi tercatat realisasinya sebesar Rp81,83 triliun atau 50,4 persen dari pagu Rp162,40 triliun. Sedangkan insentif usaha terealisasi yang paling besar secara presentase, yaitu sebesar Rp62,47 triliun atau 99,4 persen dari pagu Rp62,83 triliun.
"Artinya ada kegiatan ekonomi dan karena kegiatan ekonomi bergerak, maka ada klaim atas insentif pajak. Kalau tidak ada kegiatan ekonomi, tidak ada transaksi, tidak ada klaim. Tapi kalau klaim bisa sampai 99 persen, ini artinya ada kegiatan ekonomi," ungkapnya.
Hingga akhir tahun, Suahasil meyakini, realisasi PEN masih akan bertambah. Selain itu, pemerintah juga menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 untuk tetap mendorong pemulihan ekonomi yang saat ini dalam tren meningkat dibandingkan tahun lalu.
"APBN 2021 akan tetap kita jalankan, sehingga memberikan dorongan penuh kepada pemulihan ekonomi nasional," pungkas dia.
"Program PEN kita lihat dan amati terus, sampai dengan 19 November 2021, beberapa hari lalu, PEN ini telah terealisasi sekitar 67 persen dari pagu Rp744,77 triliun," kata dia dalam webinar, Senin, 21 November 2021.
Jika dirinci, realisasi anggaran PEN terdiri dari klaster kesehatan sebesar Rp135,53 triliun atau 63 persen dari pagu Rp214,96 triliun, perlindungan sosial sebesar Rp140,50 triliun atau 75,5 persen dari pagu Rp186,64 triliun, program prioritas Rp75,44 triliun atau 64 persen dari pagu Rp117,94 triliun.
Kemudian, untuk dukungan UMKM dan korporasi tercatat realisasinya sebesar Rp81,83 triliun atau 50,4 persen dari pagu Rp162,40 triliun. Sedangkan insentif usaha terealisasi yang paling besar secara presentase, yaitu sebesar Rp62,47 triliun atau 99,4 persen dari pagu Rp62,83 triliun.
"Artinya ada kegiatan ekonomi dan karena kegiatan ekonomi bergerak, maka ada klaim atas insentif pajak. Kalau tidak ada kegiatan ekonomi, tidak ada transaksi, tidak ada klaim. Tapi kalau klaim bisa sampai 99 persen, ini artinya ada kegiatan ekonomi," ungkapnya.
Hingga akhir tahun, Suahasil meyakini, realisasi PEN masih akan bertambah. Selain itu, pemerintah juga menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 untuk tetap mendorong pemulihan ekonomi yang saat ini dalam tren meningkat dibandingkan tahun lalu.
"APBN 2021 akan tetap kita jalankan, sehingga memberikan dorongan penuh kepada pemulihan ekonomi nasional," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
