Ia menyebut masalah geopolitik ini memberikan tekanan bagi upaya pemulihan ekonomi. Sebelumnya, ketidakpastian pemulihan ekonomi juga terjadi akibat kenaikan inflasi, gangguan rantai pasok, hingga kenaikan harga komoditas yang semakin diperparah karena adanya konflik Rusia dan Ukraina.
"Konflik Rusia-Ukraina ini juga akan menciptakan ketidakpastian lain. Kami pasti melihat hubungan serangan Rusia ke Ukraina ini sebagai salah satu yang paling penting karena dapat menciptakan ketidakpastian yang sangat tinggi," kata dia dalam webinar, Rabu, 16 Maret 2022.
Sri Mulyani menyebut konflik antara kedua negara ini telah menyebabkan kenaikan yang cukup tinggi kepada harga komoditas. Tak hanya itu, sanksi ekonomi yang dijatuhkan kepada Rusia juga menyebabkan volatilitas di pasar keuangan global, yang berimbas kepada negara-negara berkembang seperti Indonesia.
"Peningkatan yang ekstrem pada beberapa komoditas, juga penggunaan sanksi ekonomi yang dapat menciptakan volatilitas di pasar modal dan pasar keuangan pada umumnya. Jadi, ini akan menjadi tantangan baru bagi semua negara yang menavigasi proses pemulihan," ungkapnya.
Ia menambahkan kenaikan harga komoditas yang cukup ekstrem di banyak bagian dunia ini memaksa mereka untuk memperketat kebijakan moneter mereka. Selain itu, beberapa kebijakan dikhawatirkan dapat menciptakan ketidakstabilan di pasar keuangan.
"Ini semua akan menjadi ancaman yang sangat nyata bagi proses pemulihan ekonomi, baik negara maju maupun negara berkembang. Jadi kami tidak terlalu yakin, ini akan segera selesai dan menerima begitu saja pemulihan ekonomi akan dilanjutkan," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
