"Namun demikian, kita harus tetap waspada. Di kuartal ketiga 2021 ini, kondisi perekonomian lebih berat," kata Jokowi dalam sambutan HUT ke-44 Pasar Modal Indonesia, Selasa, 10 Agustus 2021.
Jokowi menjelaskan merebaknya varian delta covid-19 pada Juli lalu membuat pemerintah kembali memberlakukan kebijakan pengetatan aktivitas masyarakat. Hal tersebut tentu berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia selanjutnya, termasuk kondisi pasar modal.
Karena itu, ia pun meminta pasar modal mewaspadai imbas dari kebijakan tersebut. "Kita tahu awal Juli, varian delta telah memaksa kita untuk memperketat mobilitas masyarakat yang tentu saja berdampak kepada ekonomi nasional kita. Hal inilah yang harus diwaspadai termasuk pasar modal kita," ucapnya.
Kendati demikian, Jokowi tetap optimistis pasar modal Indonesia masih memiliki peluang untuk tumbuh. Sebab, di masa pandemi nilai transaksi harian (RNTH) di Bursa Efek Indonesia (BEI) meningkat hingga mencapai Rp8 triliun. Bahkan setelah PSBB kedua berakhir, nilai transaksi harian mencapai Rp13,1 triliun.
Selain itu, hingga 9 Agustus 2021, BEI juga berhasil mencatatkan 28 saham baru yang sekaligus menjadikan yang tertinggi di ASEAN, diikuti oleh 21 saham baru di Malaysia, 20 saham baru di Thailand, lima saham baru di Singapura, dan tiga saham baru di Filipina.
Dengan data tersebut, menurut Jokowi tingkat kepercayaan terhadap pasar modal masih tinggi dan harus dijaga."Saya memahami betapa beratnya tekanan pandemi covid-19 ini terhadap para pelaku pasar modal. Ini memang ujian berat namun kita tetap bisa mempertahankan geliat perekonomian kita," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
