Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal II hanya bisa dua sampai empat persen saja. Sedangkan proyeksi untuk kuartal III dan kuartal IV bisa dilihat dari efektivitas pengendalian kasus.
"Kalau kasus masih naik dan pembatasan tidak efektif turunkan kasus harian maka kuartal III berisiko mengalami pelemahan konsumsi dan komponen investasi," katanya kepada Medcom.id, Jumat, 25 Juni 2021.
Ia menambahkan, dua komponen ini memang relatif lebih sensitif terhadap kenaikan kasus positif karena berdampak pada sisi domestik. Sementara secara sektoral, pertumbuhan sektor pariwisata dan transportasi diperkirakan masih negatif di kuartal III.
"Perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain akan berkurang karena syarat mobilitas yang lebih ketat. Overall view kuartal III akan tumbuh terbatas di kisaran minus 0,5 sampai dengan satu persen secara year on year (yoy)," ungkapnya.
Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah menyebut, proyeksi pertumbuhan ekonomi di kuartal selanjutnya tergantung pada seberapa lama penerapan pengetatan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro.
Apabila pengetatan kebijakan PPKM Mikro hanya berlangsung singkat, maka pertumbuhan ekonomi di kuartal III akan terdampak minimal. Sedangkan dampak yang lebih panjang akan membuat penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi menjadi lebih dalam.
"Sehingga pertumbuhan ekonomi full year masih akan di kisaran tiga sampai dengan empat persen. Apabila second wave ini berlangsung lebih lama dan mendorong pemerintah terus melakukan pengetatan PPKM, dampaknya mengoreksi pertumbuhan akan lebih besar," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
