Wakil Menteri keuangan Suahasil Nazara. FOTO: MI/RAMDANI
Wakil Menteri keuangan Suahasil Nazara. FOTO: MI/RAMDANI

Wamenkeu: Waspada Jika Modal Asing Kabur Lagi

Antara • 05 Desember 2019 11:03
Jakarta: Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengingatkan derasnya aliran masuk modal asing ke domestik bisa saja terhenti dan berbalik kabur atau mengalir ke luar, jika reformasi struktural perekonomian seperti kemudahan berusaha dan pembangunan infrastruktur tidak berjalan. Hal semacam ini patut diwaspadai dan diantisipasi sebaik mungkin.
 
Suahasil mengatakan pemerintah menginginkan derasnya aliran investasi berbentuk Penanaman Modal Asing (PMA), tidak hanya aliran modal asing berbentuk portofolio. Dia mengakui kondisi ekonomi global yang masih dirundung ketidakpastian sekaligus perlambatan bisa berdampak kepada Indonesia, terutama dari aspek aliran modal asing yang masuk (capital inflow).
 
"Kalau selama ini kita mengandalkan aliran modal yang masuk ke RI, sekarang ini perlu diwaspadai. Di jangka menengah masih semangat untuk masuk. Tapi namanya modal ya mudah masuk, mudah keluar. Itu hakekatnya investasi portofolio," ujar dia, seperti dikutip dari Antara, Kamis, 5 Desember 2019.

Sejak awal tahun hingga 21 November 2019, menurut data Bank Indonesia, arus modal asing yang masuk ke Indonesia mencapai Rp220,9 triliun, yang terdiri dari Rp174,5 triliun ke Surat Berharga Negara (SBN), dan Rp45,3 triliun ke saham, dan Rp1,6 triliun ke obligasi korporasi.
 
Wamenkeu menginginkan investasi berbentuk PMA dapat lebih deras masuk ke Indonesia. Maka itu, ujarnya, pemerintah pusat mengajak pemerintah daerah untuk serius memangkas birokrasi perizinan yang tidak perlu, dan melanjutkan agenda pembangunan infrastruktur.
 
"Kalau aliran masuk yang lebih ajeg, yakni Foreign Direct Investment (FDI) yang juga ingin kita kejar. Ini sangat dipengaruhi iklim usaha. buka pabrik gampang tidak, atau mudah tidak dapar lisensi. Infrastruktur mencukupi atau tidak? Di sini lah pekerjaan rumah kita semua," ujar dia.
 
Menurut dia di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi global seperti saat ini, investor global sedang berburu untuk berinvestasi di negara dengan fundamental ekonomi yang baik dan resilien terhadap perkembangan ekonomi global.
 
Indonesia masih menjadi primadona investasi. Terlebih, dengan pertumbuhan ekonomi yang masih berada di kisaran 5,0 persen. Pertumbuhan ekonomi kuartal III 2019 yang sebesar 5,02 persen (yoy), ujar dia, masih baik, di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi yang melanda negara-negara ekonomi sepadan (peers).
 
Untuk 2019, Suahasil memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,05 persen (yoy).
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan