"Kualitas belanja diarahkan untuk pengurangan kemiskinan dan kesenjangan guna menciptakan keadilan dan perlindungan sosial pada masyarakat, penciptaan kesempatan kerja dan pembangunan infrastruktur," ujarnya, saat memimpin upacara peringatan Hari Oeang ke-71, di Kemenko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Senin 30 Oktober 2017.
Dirinya menambahkan, setiap pihak harus fokus memerangi pemborosan, ketidakefisienan, korupsi dan kebocoran anggaran negara. Apalagi, menurut dia, APBN adalah uang rakyat yang harus sepenuhnya kembali pemanfaatannya untuk menciptakan kemakmuran rakyat yang berkeadilan.
"Kementerian Keuangan harus terus meningkatkan komunikasi dengan segenap pemangku kepentingan secara efektif dan tepercaya. Langkah-langkah dalam komunikasi publik yang sesuai dengan media dan cerdas serta tepat dalam isi, dapat meningkatkan pemahaman masyarakat dan mewujudkan dukungan publik pada kebijakan pembangunan," jelas dia.
Dengan demikian, dirinya berharap, masyarakat dapat terlibat dan berpartisipasi aktif dalam implementasi kebijakan tersebut. Telebih lagi pemerintah telah mendapatkan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk melaksanakan APBN 2018 pada 25 Oktober 2017 lalu.
Untuk diketahui, asumsi dasar makro ekonomi di 2018 meliputi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen, inflasi sebesar 3,5 persen, nilai tukar rupiah Rp13.400 per dolar Amerika Serikat, suku bunga SPN 5,2 persen, serta harga minyak yang ditaksir mencapai USD48 per barel.
Sementara itu, lifting minyak bumi diperkirakan mencapai 800 ribu barel per hari dan lifting gas bumi 1,2 juta barel per hari. Dengan demikian maka APBN 2018 direncanakan akan mengumpulkan pendapatan negara 2018 sebesar Rp1.894,2 triliun dan belanja Negara sebesar Rp2.220,7 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
