Ilustrasi program makan bergizi gratis. Foto: Medcom.id
Ilustrasi program makan bergizi gratis. Foto: Medcom.id

Makan Bergizi Gratis Kudu Dipelototi, Meleng Dikit Jadi Bancakan Korupsi

M Ilham Ramadhan • 23 Oktober 2024 10:23
Jakarta: Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani menekankan pentingnya bagi pemerintah untuk meningkatkan pengawasan pada program-program yang akan dijalankan. Itu dinilai penting agar tak ada penyelewengan dana dari program pemerintah yang bernilai jumbo.
 
"Makan Bergizi Gratis (MBG), disebarkan di daerah-daerah, tidak terpusat, ini harus hati-hati juga. Jangan-jangan ini malah jadi korupsi baru dan terdistribusi," kata Aviliani dalam diskusi publik Ekonomi Politik Kabinet Prabowo-Gibran yang diselenggarakan secara daring, dikutip Rabu, 23 Oktober 2024.
 
Kekhawatiran itu berangkat dari informasi ia terima. Menurutnya, program MBG tengah dalam tahap tender. Dalam proses itu setidaknya diinformasikan anggaran per porsi dari program MBG ialah Rp15 ribu, namun sudah ada yang melobi agar dana itu bisa ditekan menjadi Rp7.500 per porsi.

"Ini berbahaya, akhirnya banyak katering yang tidak sanggup membuat Rp15 ribu jadi Rp7.500. Jadi bagaimana pengawasannya dan pengawasan itu tidak tercermin. Padahal pengawasan jadi penting karena semakin banyak distribusi," jelas Aviliani.
 
Baca juga: Gantikan Susu Sapi di Program Makan Bergizi Gratis, Ini Penjelasan BRIN Soal Proses Susu Ikan
 

Habiskan anggaran Rp71 triliun


Diketahui, MBG merupakan salah satu program prioritas Presiden Prabowo yang sejauh ini diperkirakan menelan anggaran Rp71 triliun. Dana itu juga telah termasuk untuk operasional Badan Gizi Nasional yang telah dibentuk oleh Presiden ke-7 Joko Widodo beberapa waktu lalu.
 
Program MBG itu juga meliputi pemberian makan siang kepada ibu hamil, ibu menyusui, balita, serta peserta didik di seluruh jenjang pendidikan antara lain prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, baik umum, kejuruan, maupun keagamaan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan