Kepala BPS Suhariyanto mengatakan surplus terjadi meskipun selama tahun lalu nilai ekspor Indonesia mencatat pertumbuhan negatif. Di sisi lain, ia menyebut, terjadi penurunan impor yang lebih dalam dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Total nilai ekspor kita selama 2020 itu negatif 2,61 persen tetapi impor kita mengalami kontraksi yang jauh lebih dalam sebesar 17,34 persen," kata dia, dalam video conference di Jakarta, Jumat, 15 Januari 2021.
Ia menambahkan perkembangan neraca dagang pada tahun lalu tak lepas dari kondisi pandemi covid-19 yang melanda dunia. Akibatnya, baik ekspor maupun impor sama-sama mengalami penurunan meski kontraksi ekspor masih lebih baik dari perkiraan.
"Kita tahu di 2020 ini merupakan tahun luar biasa dengan adanya pandemi covid-19, permintaan turun dan sebagainya. Tapi dengan memperhatikan penurunan 2,61 persen sebetulnya posisi kita tidak seburuk yang dibayangkan," jelas dia.
Dari data BPS, surplus Indonesia selama tahun lalu juga merupakan yang tertinggi dibandingkan lima tahun terakhir. Neraca Perdagangan tercatat surplus USD7,67 miliar di 2015, surplus USD9,48 miliar di 2016, surplus USD11,84 miliar di 2017.
Surplus ini juga membaik dari defisit neraca perdagangan selama tiga tahun terakhir. Pasalnya pada 2018, neraca perdagangan justru mencatat defisit USD8,7 miliar. Defisit neraca perdagangan ini sempat mengalami penurunan menjadi USD3,59 miliar pada 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
