Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan realisasi penerimaan pajak ini turun dari Rp153,6 triliun tahun lalu karena adanya pandemi covid-19. Pasalnya pada Februari 2020, covid-19 belum menjadi pandemi sehingga penerimaan pajak masih normal.
"Tahun lalu Februari belum terjadi covid yang dahsyat seperti tahun ini. Jadi ini penurunan, namun kalau kita lihat penurunan ini lebih baik dibandingkan sampai akhir 2020 bahkan dibandingkan Januari yang kontraksi 15,3 persen," kata dia dalam Konferensi Pers: APBN KITA, Selasa, 23 Maret 2021.
Penerimaan pajak hingga akhir Februari 2021 terdiri dari Pajak Penghasilan (PPh) migas sebesar Rp5,1 triliun. Realisasi ini turun 22,5 persen dibandingkan periode sama tahun lalu, atau baru 11,2 persen dari target yang ditetapkan yaitu Rp45,8 triliun.
Untuk PPh nonmigas tercatat sebesar Rp80,2 triliun atau turun 10,3 persen dibandingkan realisasi sampai Februari tahun lalu yang mencapai Rp89,4 triliun. Realisasi penerimaan PPh nonmigas juga baru 11,9 persen dari target tahun ini sebesar Rp638 triliun.
Hingga akhir Februari, penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tercatat mencapai Rp59,1 triliun dari target Rp518,5 triliun, Pajak Bumi dan Bangunan Rp200 miliar dari target Rp14,8 triliun, dan pajak lainnya Rp1,5 triliun dari target Rp12,4 triliun.
Adapun penerimaan cukai tercatat sebesar Rp28,3 triliun dari target Rp180 triliun, penerimaan bea masuk Rp5 triliun dari target Rp33,2 triliun, sedangkan penerimaan bea keluar naik signifikan mencapai Rp2,4 triliun atau melebihi target sebesar Rp1,8 triliun.
"Ini menggambarkan secara tidak langsung kondisi perekonomian kita hingga akhir Februari. Kita lihat penerimaan perpajakan yang mencapai Rp181,8 triliun itu tumbuh 1,7 persen dari tahun lalu yang sebesar Rp178,6 triliun," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
