"Kita secara umum masih akan menjaga agar inflasi 2017 ada di kisaran target 4±1 persen," ujar Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo, di Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Gedung Djuanda, Jakarta, Jumat (3/2/2017).
Di sisi lain, Agus menuturkan, peningkatan inflasi untuk komponen harga pangan dipicu oleh penyesuaian administered prices atau harga-harga yang ditetapkan pemerintah. Seperti penyesuaian tarif dasar listrik untuk golongan 900 volt ampere (VA), kenaikan tarif pengurusan surat kendaraan bermotor serta penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Tekanan inflasi yang kita dapat terima karena itu mengurangi subsidi yang kurang produktif," tuturnya.
Bila terjadi kenaikan inflasi di atas empat persen, Agus memastikan, hal itu terjadi karena pemerintah melakukan reformasi subsidi yang bertujuan untuk menjaga pergerakan ekonomi dan ruang fiskal yang sehat.
"Dan BI kalau ada inflasi tinggi di 2017, itu peran dari adanya reformasi yang akan diambil terhadap subsidi yang kurang produktif," tegasnya.
Sebelumnya, inflasi 2016 terkendali pada level yang rendah dan berada di batas bawah kisaran sasaran inflasi 3-5 persen. Inflasi di Desember 2016 tercatat sebesar 0,42 persen atau lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,47 persen sehingga secara keseluruhan tahun inflasi 2016 tercatat 3,02 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
