Ilustrasi. AFP PHOTO/Bay ISMOYO
Ilustrasi. AFP PHOTO/Bay ISMOYO

RI Diguyur Dana Asing Rp1,66 Triliun dalam Sepekan

Husen Miftahudin • 10 September 2021 21:19
Jakarta: Bank Indonesia (BI) mencatat dana-dana asing membanjiri pasar keuangan domestik selama sepekan. Berdasarkan data transaksi pada 6-9 September 2021, dana-dana dari investor asing (nonresiden) beli neto (inflow) sebanyak Rp1,66 triliun.
 
Banjirnya dana asing di pasar keuangan domestik tersebut berasal dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat inflow sebanyak Rp810 miliar. Pasar saham pun turut menambah derasnya dana aliran asing ke pasar keuangan domestik sebesar Rp850 miliar.
 
"Berdasarkan data setelmen selama 2021 (year to date/ytd), nonresiden beli neto sebanyak Rp32,88 triliun," ungkap Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, dalam perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah, Jumat, 10 September 2021.

Adapun premi risiko atau Credit Default Swap (CDS) Indonesia lima tahun naik ke level 67,09 basis poin (bps) per 9 September 2021 dari 66,33 bps per 3 September 2021. CDS merupakan indikator untuk mengetahui risiko berinvestasi di SBN.
 
Semakin besar skor CDS, maka risiko berinvestasi di SBN juga semakin tinggi. Sebaliknya jika skor semakin kecil, maka risiko investasinya juga semakin rendah.
 
Kondisi derasnya dana asing yang masuk ke pasar keuangan domestik tersebut turut mendorong penguatan nilai tukar rupiah. Mengutip data Bloomberg pada penutupan perdagangan akhir pekan ini, nilai tukar rupiah terhadap USD menguat 50 poin atau setara 0,35 persen ke level Rp14.202 per USD dari posisi Rp14.262 per USD.
 
Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah stagnan di posisi Rp14.269 per USD. Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor), rupiah diperdagangkan di level Rp14.225 per USD atau menguat sebanyak 40 poin dari nilai tukar rupiah pada perdagangan hari sebelumnya sebesar Rp14.272 per USD.
 
Erwin menegaskan bahwa Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.
 
"Termasuk langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan," pungkas Erwin.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan