"Bu Karen merasa sudah cukup menjadi Dirut dan beliau ingin melakukan hal-hal aktivitas pribadi sekaligus mengajar di Harvard (University). Jadi, itu kan haknya seseorang untuk melakukan itu dan itu hal yang wajar, tidak ada sesuatu yang paksaan dan bahkan presiden bertanya detail, bahkan besok Bu Karen akan mengeluarkan press statement," pungkas Chairul saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian di Jakarta, Selasa (19/8/2014).
Chairul menegaskan, tendensius media yang menyatakan pengunduran diri Dirut Pertamina tersebut seolah-olah tekanan pemerintah adalah hal tidak benar. Menurutnya, saat ini sudah tidak jamannya pemerintah melakukan tekanan seperti yang dikabarkan.
Ia pun mengaku telah menanyakan langsung ke Presiden SBY kemarin perihal pengunduran diri Dirut Pertamina itu. Chairul menceritakan, Karen telah datang ke Presiden SBY dengan menyampaikan surat pengunduran dirinya melalui Komisaris Pertamina. "Memang aturannya begitu, lalu menyampaikannya ke Menteri BUMN, karena ini besar, presiden menyampaikan intention, ingin mendengar langsung kenapa Bu Karen sampai mundur," tukasnya.
Chairul mengatakan, dirinya baru mengetahui perihal pengunduran diri secara lisan dari Karen ke Presiden SBY sudah terjadi sejak dua bulan sebelumnya.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir saat dihubungi juga menyatakan proses pengunduran diri Dirut Pertamina memang sudah benar sesuai prosedur.
"Surat itu benar dari Dirut Pertamina, tembusannya ke Menteri BUMN dan anggota direksi," ungkap Ali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
