"Posisi APBN hingga akhir Agustus 2021 defisit mencapai Rp 383,2 triliun atau 2,23 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB)," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam video conference, Kamis, 23 September 2021.
Ia menambahkan, belanja negara sudah terealisasi 56,8 persen dari pagu dalam APBN tahun ini sebesar Rp2.750 triliun. Belanja negara tercatat mengalami kenaikan 1,5 persen dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun lalu.
Belanja negara ini terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp1.087,9 triliun atau mengalami pertumbuhan 10,9 persen dibandingkan Agustus 2020. Selain itu, transfer ke daerah dan dana desa terealisasi sebesar Rp472,9 triliun atau terkontraksi 15,2 persen.
"Dari sisi investasi, tadi disampaikan terjadi kenaikan dari pagu Rp187,1 triliun sudah terealisasi Rp61,8 triliun atau 33,5 persen. Ini adalah naik 127 persen dibandingkan tahun lalu posisi Agustus," ungkapnya.
Sementara itu, penerimaan negara terdiri dari penerimaan pajak sebesar Rp741,3 triliun atau sudah 60,3 persen dari pagu Rp1.229,6 triliun. Penerimaan pajak mengalami pertumbuhan 9,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kemudian, penerimaan bea cukai tercatat sudah Rp158 triliun atau 73,5 persen dari pagu sebesar Rp215 triliun tumbuh 30,4 persen, sedangkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) adalah Rp277,7 triliun atau 93,1 persen dari pagu sebesar Rp299,1 triliun tumbuh 19,6 persen.
"Primary balance kita mengalami defisit Rp170 triliun. Pembiayaan yang sudah terealisasi Rp528,9 triliun dari Rp1.006,4 triliun atau 52,6 persen," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
