"Sampai dengan Mei, defisit APBN mencapai Rp219,3 triliun atau 1,32 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB)," kata dia dalam rapat dengan Komite IV Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI secara virtual di Jakarta, Senin, 21 Juni 2021.
Jika dirinci, penerimaan negara mengalami pertumbuhan 9,31 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Meski begitu, penerimaan negara sampai dengan Mei lalu baru 41,66 persen dari target dalam APBN 2021 yang mencapai Rp1.743,6 triliun.
Penerimaan negara terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp558,9 triliun atau 38,69 persen dari target Rp1.444,5 triliun. Selain itu, ada Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp167,6 triliun, sedangkan hibah mencatatkan berkurang Rp0,1 triliun.
Sementara dari sisi belanja, terjadi pertumbuhan 12,05 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu didorong belanja barang untuk mendukung pemulihan. Realisasi belanja negara tercatat 34,39 persen dari pagu dalam APBN 2021 sebesar Rp2.750 triliun.
Belanja negara terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp647,6 triliun atau 33,14 persen dari pagu Rp1.954,5 triliun, serta transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp298 triliun terdiri dari transfer ke daerah Rp275,7 triliun dan dana desa Rp22,3 triliun.
"Pembiayaan kita sudah Rp309,3 triliun, karena memang kita melakukan pembiayaan front loading dalam mengantisipasi kenaikan suku bunga atau inflasi yang terjadi di Amerika Serikat," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
