Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan defisit anggaran mengalami kenaikan dari target 1,8 persen dari PDB. Meski defisit meningkat, Indonesia mampu menjaga pertumbuhan ekonomi sepanjang 2019 di kisaran lima persen.
"Dibandingkan negara-negara lain yang defisitnya lebih besar dan pertumbuhan ekonomi rendah, maka kondisi Indonesia masih lebih baik," kata dia, dalam konferensi pers di Kantor Kemenkeu, Jakarta Pusat, Selasa, 7 Januari 2020.
Defisit anggaran terjadi karena pendapatan negara di 2019 sebesar Rp1.957,2 triliun atau hanya 90,4 persen dari target Rp2.165,1 triliun. Realisasi sementara penerimaan negara tahun lalu hanya tumbuh sekitar 0,7 persen.
Pendapatan negara terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp1.545,3 triliun atau 86,5 persen dari target Rp1.786,4 triliun, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp405 triliun atau 107,1 persen dari target Rp378,4 triliun dan hibah Rp6,8 triliun.
Sementara itu, belanja negara tercatat Rp2.310,2 triliun atau sebesar 93,9 persen dari target Rp2.461,1 triliun. Belanja negara selama 2019 mengalami pertumbuhan sebesar 4,4 persen, meski lebih rendah dari tahun sebelumnya yang tumbuh 10,3 persen.
Belanja negara terdiri dari belanja pemerintah pusat mencapai Rp1.498,9 triliun atau 91,7 persen dari target yang meliputi belanja K/L sebesar Rp876,4 triliun atau 102,4 persen dari target Rp855,4 triliun dan belanja non K/L Rp622,6 triliun atau 79,9 persen dari target Rp778,9 triliun.
Selain itu ada Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) mencapai Rp811,3 triliun atau mencapai 98,1 persen dari Rp826,8 triliun. Realisasi anggaran TKDD pada tahun lalu lebih tinggi 7,1 persen dibandingkan dengan realisasi di 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
