"Berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) pada minggu pertama Februari 2022, perkembangan inflasi sampai dengan minggu pertama Februari 2022 diperkirakan sebesar minus 0,10 persen (mtm)," ungkap Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dikutip dari rilis Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah, Sabtu, 5 Februari 2022.
Dengan perkembangan tersebut, bank sentral memperkiraan inflasi Februari 2022 secara tahun kalender atau year to date (ytd) sebesar 0,46 persen. Sementara inflasi secara tahunan (yoy) tercatat sebesar 1,97 persen.
Adapun penyumbang utama deflasi Februari 2022 sampai dengan minggu pertama yaitu komoditas telur ayam ras yang tercatat 0,11 persen (mtm), minyak goreng 0,07 persen (mtm), cabai rawit 0,06 persen (mtm), daging ayam ras 0,04 persen (mtm), cabai merah 0,02 persen (mtm), dan angkutan udara 0,01 persen (mtm).
Sementara itu, komoditas yang menyumbang inflasi pada periode ini yaitu tomat dan bawang merah masing-masing sebesar 0,02 persen (mtm) serta beras, sabun deterjen bubuk atau cair, dan rokok kretek filter yang masing-masing menyumbang inflasi sebesar 0,01 persen (mtm).
Memperkuat koordinasi
Terkait hal tersebut, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu."Termasuk melakukan langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan," tegas Erwin.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan IHK Januari 2022 mengalami inflasi sebesar 0,56 persen (mtm), sedikit menurun dari inflasi bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,57 persen (mtm). Secara tahunan inflasi IHK Januari 2022 tercatat 2,18 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,87 persen (yoy).
Disampaikan lebih lanjut penurunan angka inflasi pada Januari 2022 dipengaruhi oleh penurunan inflasi kelompok volatile food dan administered prices, di tengah kenaikan inflasi inti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News