"Total bids yang masuk Rp116,1 triliun merupakan bids tertinggi sepanjang 2021 atau kedua tertinggi sepanjang sejarah lelang penerbitan SUN," kata Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu Deni Ridwan dalam keterangan resminya, Selasa, 31 Agustus 2o21.
Ia menyebut, setelah ditandatanganinya SKB III antara Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI) yang berpengaruh pada penurunan target lelang SBN serta hasil simposium Jackson Hole yang direspons positif oleh pelaku pasar berdampak pada lelang SUN.
"Ini berdampak pada tingginya demand yang disampaikan investor pada lelang SUN hari ini. Selain itu, masih tingginya likuiditas di pasar domestik turut mendorong pasar SUN semakin bullish," ungkapnya.
Partisipasi investor asing meningkat dibandingkan dengan lelang sebelumnya, yaitu 19,2 persen dari total bids dengan seri yang paling diminati adalah obligasi negara tenor 11 dan 21 tahun. Mayoritas bids pada lelang hari ini juga berada pada tenor 11 dan 21 tahun dengan persentase 68,2 persen dari total incoming bids.
"Dibandingkan lelang dua minggu lalu, terjadi penurunan signifikan pada WAY yang dimenangkan, yakni turun antara lima sampai 30 basis poin (bps). Bahkan, weighted average yield (WAY) untuk obligasi negara tenor 11 tahun turun 30 bps hingga mencapai di bawah enam persen," ungkapnya.
Dengan mempertimbangkan rencana kebutuhan pembiayaan pada 2021, yield/imbal hasil SBN yang wajar di pasar sekunder, serta pemenuhan supply SUN dari pasar perdana, Pemerintah memutuskan untuk memenangkan permintaan sebesar Rp21 triliun (bid to cover ratio sebesar 5,53 kali).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
