Mengutip laporan keuangan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, 24 Juli 2020, penurunan penjualan disebabkan oleh merosotnya penjualan ekspor rokok pada periode ini hanya Rp142,67 miliar. Pada periode yang sama tahun lalu penjualan rokok ekspor mencapai Rp191,35 miliar.
Selain itu, penjualan rokok lokal, sigaret kretek mesin juga turun dari Rp35,92 triliun menjadi Rp30,5 triliun.
Kemudian penjualan sigaret putih mesin juga mengalami penurunan dari Rp5,44 triliun menjadi Rp4,3 triliun. Sedangkan penjualan sigaret kretek tangan meningkat tipis dari Rp8,9 triliun menjadi Rp9,5 triliun.
Penurunan penjualan ini berimbas pada capaian laba pada paruh pertama tahun ini yaitu hanya mencapai Rp4,88 triliun, atau turun 27,83 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp6,77 triliun.
Pada periode ini perusahaan juga mencatat beban pokok penjualan sebesar Rp34,99 triliun. Beban penjualan sebesar Rp2,83 triliun. Beban umum dan administrasi sebesar Rp1,09 triliun dan beban biaya keuangan sebesar Rp22,5 miliar.
Hingga akhir Juni 2020, aset produsen rokok Dji Sam Soe tersebut sebesar Rp41,9 triliun, turun dibandingkan aset per akhir Desember 2019 yang sebesar Rp50,9 triliun.
Penurunan aset yang cukup signifikan tersebut terjadi pada aset lancar yang sebesar Rp33,11 triliun. Sebelumnya aset lancar HM Sampoerna mencapai Rp41,69 triliun.
Adapun untuk kas dan setara kas per Juni 2020 perusahaan mencatat mencapai Rp5,1 triliun per Juni 2020. Sedangkan Desember 2019 senilai Rp18,82 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
