Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Ilustrasi. Foto: Medcom.id

Perubahan Iklim Memburuk! Investasi ESG Harus Jadi Garda Depan

Ade Hapsari Lestarini • 23 Maret 2023 11:49
Jakarta: PT Danareksa Investment Management (DIM) mengajak para investor untuk mengoptimalkan berinvestasi secara berkelanjutan atau ESG, melalui Reksa Dana Indeks MSCI Indonesia ESG Screened.
 
"Ini sebagai komitmen kami dalam memberikan insight dan mendukung investasi secara ESG atau investasi yang berfokus pada lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan yang semakin populer di kalangan investor global," ujar Direktur Sales & Marketing PT Danareksa Investment Management, Upik Susiyawati, dalam keterangan resminya, Kamis, 23 Maret 2023.
 
Dalam investor gathering bertema "ESG Investing: Building Sustainable Resilient Portfolio", perseroan memberikan update dan insight bagi para investor.

"Tentunya kami juga ingin memberikan apresiasi tertinggi kepada seluruh investor yang telah berkomitmen untuk mendukung investasi secara berkelanjutan. Hal ini menunjukkan semakin tingginya perhatian investor terhadap dampak lingkungan dan sosial yang ditimbulkan serta meningkatnya kesadaran akan pentingnya tata kelola perusahaan yang baik untuk berbisnis secara keberlanjutan," jelas Upik.

2022 tahun penuh tantangan

Chief Economist BRI Anton Hendranata, dalam pemaparannya menyampaikan pada 2022 telah menjadi tahun yang penuh tantangan bagi pasar keuangan dan investasi global maupun domestik. Meskipun pandemi covid-19 telah mereda, hal tersebut telah menyebabkan gangguan terhadap perekonomian dan bisnis, serta menimbulkan ketidakpastian yang signifikan di pasar keuangan dan investasi.
 
Selain itu kenaikan suku bunga acuan bank sentral di berbagai negara, termasuk Indonesia, dan tingginya inflasi menyebabkan ketidakpastian di pasar saham, meningkatkan imbal hasil obligasi, dan melemahkan berbagai nilai tukar terhadap dolar AS.
 
Selain itu, kondisi geopolitik antara Rusia dan Ukraina telah mendisrupsi pasokan energi dan pangan ke berbagai negara. Akan tetapi, situasi di atas tidak secara signifikan melemahkan Indonesia.
 
Baca juga: Bidik Jadi Perusahaan Kelas Dunia, Holding Danareksa Pecut Transformasi

"Ketidakpastian ekonomi dunia masih tinggi, hal ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi IMF dan Bank Dunia yang berlawanan arah. Namun dari dalam negeri, rupiah masih resilient di tengah berbagai tantangan global yang didukung oleh pasar valas domestik yang masih cukup baik serta didorong oleh transaksi spot dan swap yang tinggi," jelas Anton.
 
Selain itu, perubahan iklim yang semakin memburuk dalam beberapa dekade terakhir dan peningkatan emisi CO2 yang naik secara signifikan menjadi tantangan bagi perekonomian, termasuk di Indonesia.
 
"Aspek lingkungan menjadi concern utama investor dalam melakukan investasi ESG hingga 2025, salah satunya yaitu akibat perubahan iklim semakin memburuk dalam beberapa dekade terakhir dan emisi CO2 yang semakin meningkat, menjadi tantangan bagi perekonomian, sehingga diperlukan transformasi hijau dalam proses produksi pada sektor manufaktur Indonesia," lanjutnya.

Pasar saham global dilanda ketidakpastian

Senada dengan Anton Hendranata, Chief Investment Officer (CIO) DIM, Herman Tjahjadi, mengatakan pada Maret 2023 ini, pasar saham global sedang dilanda ketidakpastian yang tinggi setelah krisis yang menimpa Silicon Valley Bank (SVB) di Amerika Serikat dan Credit Suisse di Eropa.
 
Namun perekonomian di Indonesia tetap baik dan terjaga seperti yang tercermin dari:
  1. APBN Indonesia yang menorehkan surplus +0,6 persen dari PDB sebesar Rp131,8 triliun di Februari 2023.
  2. Neraca perdagangan mencatat surplus USD5,5 miliar di Februari 2023.
  3. Cadangan devisa naik sebesar USD0,9 miliar menjadi USD140,3 miliar pada Februari 2023.
  4. Data inflasi inti yang melambat ke +0,13 persen MoM/+3,09 persen YoY di Februari 2023 (versus +0,33 persen MoM/+3,27 persen YoY di Januari 2023).
"Semua hal di atas akan menjadi daya tarik bagi investor global yang sedang mencari safe haven investment opportunity di tengah ancaman resesi di negara-negara belahan utara," kata Herman.
 
Dengan terkoreksinya IHSG ke sekitar level 6.500-6.600, ini menjadi kesempatan berharga untuk mengakumulasi saham-saham domestik berkualitas tinggi berdasarkan kriteria ESG, yang sangat menekankan investasi yang sustainable, resilient, dan berkelanjutan untuk jangka panjang.
 
Adapun Danareksa MSCI Indonesia ESG Screened Kelas B, merupakan produk yang diperdagangkan khusus untuk investor Institusi melalui tenaga pemasar DIM dan merupakan produk investasi yang mengacu kepada indeks MSCI Indonesia ESG Screened, melalui proses screening "ESG Screened" dengan menggunakan metodologi negative screening, yang mengecualikan perusahaan yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Global Compact PBB, dan ditinjau setiap kuartal.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan