"Seperti melalui webinar-webinar yang memberikan edukasi baik itu analisa teknikal, analisa fundamental, maupun juga informasi saham yang didapatkan melalui media sosial," ucap Nafan, dilansir dari Antara, Selasa, 12 Juli 2022.
Nafan menyebutkan fenomena peningkatan jumlah investor saham pada Generasi Z dan milenial sebesar lebih dari 80 persen ini perlu diapresiasi karena berdampak positif pada pasar modal. "Karena dengan adanya peningkatan tersebut juga berpeluang kedepannya terhadap pasar modal kita yang masih berkembang," ucapnya.
Selain karena alasan kemudahan dalam melakukan pendaftaran di investasi saham, para Generasi Z dan milenial juga berani terjun ke pasar saham karena nilai depositnya tidak terlalu besar seperti di sektor riil.
| Baca: Sri Mulyani Gelontorkan Rp25,4 Triliun untuk Transformasi Pemerintahan |
"Sekarang deposit Rp500 ribu saja bisa mulai investasi saham, jadi para investor baru juga bisa sambil belajar saham dengan modal yang tidak terlalu tinggi," katanya.
Nafan memproyeksikan kedepannya investor dari para Generasi Z dan milenial akan semakin berkembang karena kemajuan teknologi dan akses informasi yang lebih mudah. Dirinya mengharapkan dukungan dari otoritas terkait untuk mempermudah akses di pasar saham seperti pembukaan rekening saham, dan memperkuat pembangunan infrastruktur.
Sebelumnya, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat jumlah investor saham di pasar modal Indonesia menembus empat juta investor, didominasi kaum milenial dan Generasi Z. Berdasarkan data KSEI pada akhir semester I-2022, jumlah Single Investor Identification (SID) mencapai 4.002.289 investor, dengan 99,79 persen merupakan investor individu lokal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
